Sponsor Judi Di Liga Inggris
Sponsor dari perusahaan judi dianggap lebih menguntungkan
Meski banyak yang menentang, tren sponsor perusahaan judi di klub sepak bola Inggris tetap sulit dihilangkan. Sebab, klub sepak bola Inggris, terutama yang berasal dari Premier League, menganggap perusahaan judi lebih menguntungkan bagi tim. Perusahaan-perusahaan itu bisa memberi dana sponsor dengan jumlah yang lebih besar daripada sponsor-sponsor lainnya.
Tercatat, klub-klub Premier League yang musim ini mendapatkan sponsor dari perusahaan judi akan mendapatkan keuntungan sekitar 71 ribu dolar Amerika Serikat atau setara Rp1,1 triliun per tahun. Menurut seorang analis olahraga Global Data, Jake Kemp, keuntungan tersebut membuat klub sepak bola Inggris sulit menolak tawaran sponsor dari perusahaan judi. Apalagi, mereka juga memerlukan dana besar untuk memenuhi segala kebutuhan, baik kebutuhan klub maupun kebutuhan pemain.
Tren sponsor perusahaan judi di klub sepak bola Inggris sejatinya telah berlangsung lama. Namun, meski banyak yang menentang, tren tersebut masih sulit dihilangkan hingga saat ini. Sebab, klub-klub sepak bola Inggris, terutama yang berasal dari English Premier League, menganggap perusahaan judi bisa memberikan dana sponsor lebih besar. Ditambah lagi, Pemerintah Inggris juga tetap melegalkan perusahaan judi untuk masuk ke dalam dunia olahraga, termasuk sepak bola.
Baca Juga: 6 Bek Tengah Brasil Mewarnai Premier League 2023/2024, Ada Veteran!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klub-klub Liga Primer Inggris secara kolektif telah sepakat untuk berhenti menampilkan sponsor perjudian di bagian depan kostum sepak bola mulai musim 2026/27. Keputusan ini diumumkan Liga Primer pada Kamis (13/4/2023).
Delapan dari 20 klub di liga saat ini memiliki perusahaan judi sebagai sponsor jersey, termasuk Newcastle United (Fun88), West Ham United (Betway) dan Everton (Stake.com).
Pemerintah Inggris diperkirakan akan menerbitkan buku putih, sebuah proposal untuk legislasi pada masa depan, mengenai regulasi perjudian. Menurut sebuah laporan di The Times, para menteri telah mengisyaratkan bahwa buku putih tersebut tidak akan mencakup pembatasan sponsor jersey jika kesepakatan sukarela telah tercapai. Laporan tersebut menambahkan bahwa kesepakatan-kesepakatan di luar lapangan masih diizinkan.
"Klub-klub Liga Primer hari ini secara kolektif telah sepakat untuk menarik sponsor perjudian dari bagian depan kostum pertandingan klub," kata liga dalam sebuah pernyataan.
"Pengumuman ini menyusul konsultasi ekstensif yang melibatkan liga, klub-klubnya dan Departemen Kebudayaan, Media dan Olahraga sebagai bagian dari tinjauan Pemerintah yang sedang berlangsung terhadap undang-undang perjudian saat ini.
"Untuk membantu klub-klub dengan transisi mereka dari sponsor perjudian di bagian depan jersey, perjanjian kolektif akan dimulai pada akhir musim 2025/26."
Liga Primer menambahkan bahwa mereka bekerja sama dengan olahraga lain dalam pengembangan kode baru untuk sponsor perjudian yang bertanggung jawab.
Menteri Kebudayaan Inggris, Lucy Frazer, menyambut baik pengumuman dari Liga Primer. "Sebagian besar orang dewasa berjudi dengan aman, namun kita harus menyadari bahwa para pesepak bola adalah panutan yang memiliki pengaruh besar terhadap kaum muda. Kami ingin bekerja sama dengan institusi seperti Liga Primer untuk melakukan hal yang benar bagi para penggemar muda," kata Frazer.
"Kami akan segera menghadirkan Buku Putih Perjudian untuk memperbarui perlindungan bagi para pemain dan memastikan mereka yang berisiko mengalami bahaya dan kecanduan judi terlindungi."
The Big Step, sebuah kampanye untuk mengakhiri iklan dan sponsor perjudian di sepak bola, mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan penerimaan yang signifikan atas bahaya yang disebabkan oleh sponsor perjudian.
"Tidak ada iklan perjudian yang terlihat lebih banyak daripada iklan yang ada di kostum Liga Primer, yang dikenakan oleh miliaran orang di seluruh dunia," tambahnya.
"Namun hanya memindahkan logo ke bagian yang berbeda dari jersey sementara membiarkan iklan di sisi lapangan dan sponsor liga terus berlanjut sama sekali tidak masuk akal."
Klub Premier League sepakat menghilangkan sponsor perusahaan judi di bagian depan jersey
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan sponsor perusahaan judi, klub-klub English Premier League sepakat untuk melakukan langkah konkret. Pada awal 2023 lalu, klub sepakat untuk menghilangkan sponsor perusahaan judi dari bagian depan jersey mereka. Aturan tersebut akan diterapkan di Premier League 2026/2027 mendatang.
“Klub-klub Premier League (Inggris) hari ini secara kolektif sepakat untuk menarik sponsor perjudian dari bagian depan kaos pertandingan. (Kami) menjadi liga olahraga pertama di Inggris yang mengambil tindakan tersebut secara sukarela. (Langkah ini) bertujuan untuk mengurangi iklan perjudian,” jelas pernyataan resmi Premier League pada 2023 lalu, seperti dilansir Sky Sport.
Meski begitu, klub-klub Premier League akan tetap diizinkan untuk memajang sponsor perusahaan judi di jersey mereka. Sebab, Pemerintah Inggris tetap melegalkan perusahaan judi untuk menjadi sponsor di ajang olahraga, termasuk sepak bola. Namun, saat aturan mulai berlaku, klub Premier League hanya diizinkan untuk memajang sponsor perusahaan judi di bagian lengan jersey.
Jakarta (ANTARA) - Premier League atau Liga Utama Inggris bakal melarang klub-klub yang berkompetisi mengenakan sponsor judi di jersey atau kostum mulai berlaku musim 2025/2026.
"Klub-klub Liga Premier League secara kolektif setuju untuk menarik sponsor perjudian dari bagian depan kostum, menjadi liga olahraga pertama di Inggris yang mengambil tindakan seperti itu secara sukarela untuk mengurangi iklan perjudian," mengutip laman resmi Premier League, Jumat (14/4).
Saat ini terdapat delapan klub yang menjadikan judi sebagai sponsor utama di jersei mereka. Delapan klub itu yaitu Bournemouth, Brentford, Everton, Fulham, Leeds United, Newcastle United, Southampton dan West Ham United.
Total 40% klub-klub Premier League atau hampir separuh klub menggunakan judi sebagai sponsor utama mereka.
Baca juga: Kompany masuk kandidat pelatih baru Tottenham Hotspur
Premier League menjadi liga dengan klub yang menggunakan judi sebagai sponsor utama terbanyak diantara lima liga terbaik di dunia.
Di urutan kedua ada Ligue 1 Perancis yang menggunakan dua sponsor judi, LaLiga Spanyol yang menggunakan satu sponsor judi. Sementara Serie A Italia dan Bundesliga Jerman tidak ada satu klub pun yang menggunakan.
Kebijakan yang diberlakukan Premier League menyusul adanya undang-undang perjudian yang mulai diberlakukan oleh pemerintah Inggris.
Kedepannya Premier League akan bekerjasama dengan sejumlah pihak untuk membantu klub-klub dalam transisi untuk memperoleh sponsor baru.
Baca juga: FA dakwa Tottenham dan Brighton atas insiden dua pelatih merekaBaca juga: Thomas Ziliacus resmi mundur persaingan untuk beli Manchester United
Pewarta: Fajar SatriyoEditor: Bayu Kuncahyo Copyright © ANTARA 2023
TEMPO.CO, Jakarta - Kaitan situs judi dengan sepak bola sedang mencuat di tanah air. Penyebabnya, PT Liga Indonesia Baru (LIB), operator Liga 1 dan Liga 2 Indonesia, melarang klub untuk menerima sponsor dari situs judi, sperti juga dari perusahaan minuman beralkohol dan rokok.
Larangan itu ditegaskan dalam surat bernomor 103/LIB/II/2020 perihal Penegasan Implementasi Peraturan Nasional Terkait Sponsor Industri Olahraga yang ditandatangani oleh Direktur Utama LIB Cucu Somantri pada Selasa, 25 Februari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena aturan ini, salah satu klub Liga 1 2020 yakni Tira Persikabo harus meninggalkan situs judi yang menjadi sponsor utamanya di musim ini.
Kaitan situs judi dengan klub sepak bola di Indonesia belum banyak terungkap. Maklum judi adalah hal yang dilarang di Tanah Air.
Tak demikian halnya di Inggris, yang kerap dianggap sebagai salah satu kiblat sepak bola. Di Liga Inggris kaitan situs judi dan klub bola sangat kental. Menurut data, dalam dua level teratas kompetisi di negeri itu, sebanyak 27 dari 44 klub (hampir 60 persen) disponsori perusahaan judi.
Fakta itu sempat memicu keprihatinan. Mantan bos Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), Mark Palios, menyebut kaitan perusahaan judi dan klub sepak bola "sudah terlalu jauh".
Pria yang juga merupakan bos klub Tranmere Rovers FC melihat di daerahnya, Wirral, yang merupakan area miskin, orang menghabiskan dua kali lebih banyak uang untuk berjudi. "Saya melihat judi adalah yang yang buruk. Orang terjebak dan memiliki kecanduan tersembunyi," kata dia.Palios juga melihat orang mencuri demi juga. "Itu (judi) juga menghancurkan keluarga dan masyarakat," kata dia, yang menegaskan klubnya selalu menolak tawaran sponsor dari rumah judi.
Gelombang penolakan lebih besar juga diwujudkan dalam bentuk kampanye Gambling with Lives dan The Big Step. Mereka bahkan mengirimkan surat ke Perdana Menteri Inggris, Rabu ini, 26 Februari 2020, untuk meminta agar pemerintah menghentikan sponsor dari rumah judi di sepak bola.
"Survei baru-baru olah Asosiasi Suporter Sepak Bola menemukan bahwa hanya 13 persen suporter yang senang klubnya disponsori perusahaan judi," kata mereka dalam suratnya itu.
Mereka juga mengungkap data temuan dari Komisi Perjudian yang menyebutkan ada 430 ribu orang yang bermasalah dengan perjudian di Inggris, juga ada 2 juta lain yang berpotensi bermasalah. "Kami prihatin bahwa normalisasi perjudian dalam sepak bola akan mempengaruhi para anak muda sehingga mereka beresiko kecanduan," demikian isi lasin surat tu.Apa tanggapan dari pengelola Liga Inggris? Bisa diduga, karena ada uang besar terlibat di dalamnya, mereka sangat berhati-hati. Dalam pernyataannya, seperti dikutip BBC, mereka menyatakan industri sepak bola dan industri perjudian berkerja sama secara bertanggung-jawab.Juru bicara Liga menyatakan, "EFL terus memiliki hubungan yang sukses dengan Sky Bet yang, sebagai rumah judi yang diatur dan bertanggung jawab, mengenali perlunya jaminan keamanan." Dalam proses kerja sama itu, mereka juga menekankan selalu melindungi anak-anak di bawah umur yang rentan.Di Indonesia, pelarangan sponsor perusahaan judi dari PT LIB mendapat respons dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Mereka menyatakan sedang mencermati potensi polemik yang berkembang di tengah masyarakat seputar situs judi online yang menjadi sponsor klub Liga 1 2020.
Sejak beberapa waktu lalu, BOPI secara internal telah membahas isu tersebut. Saat ini, BOPI tengah membahasnya lebih jauh dengan mempelajari regulasi Liga 1 dan aturan hukum dan perundang-undangan negara yang terkait.
Ketua Umum BOPi, Richard Sam Bera, menyatakan pihaknya sedang membangun komunikasi dengan instansi-instansi yang berwenang untuk mendapatkan interpretasi hukum yang akurat mengenai kondisi tersebut.
Richard menambahkan, BOPI segera meminta penjelasan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi Liga 1 dan Liga 2. BOPI ingin tahu secara detail mengenai ketentuan sponsorship dan aspek komersial secara keseluruhan.
"Sesuai dengan tugas dan fungsi pokok kami, BOPI sebagai regulator industri olahraga profesional, mengawasi dan memperhatikan kepatuhan terhadap hukum negara, yang berupa peraturan dan undang-undang negara," ujar Richard melalui keterangan tertulis, Rabu, 26 Februari 2020.
Rumah judi online, seperti W88, masih menjadi pemain dominan di Liga Primer Inggris.
Belakangan ini, Indonesia dihebohkan oleh maraknya figur publik yang mempromosikan rumah judi online. Mulai dari aktor, penyanyi, hingga influencer kondang terseret ke dalam kasus ini. Judi memang menjadi sesuatu yang tabu dan ilegal di Indonesia.
Hal sebaliknya terjadi di Inggris di mana judi menjadi sesuatu yang umum dan legal. Bahkan, judi justru dirayakan di bidang olahraga, termasuk menjadi sponsor di kasta tertinggi sepakbola Inggris.
Ya, Liga Primer Inggris didominasi oleh sponsor-sponsor yang bergerak di bidang taruhan atau judi. Terhitung sembilan dari 20 klub EPL musim 2023/24 memiliki sponsor utama perusahaan judi online di depan jersey mereka, termasuk Burnley yang disponsori oleh W88.
Mengapa pasar Asia menjadi sasaran?
Sumber gambar, Getty Images
Jonathan Sullivan, seorang spesialis urusan China dari Universitas Nottingham, menjelaskan bahwa perjudian sudah menjadi ilegal di negara tersebut sejak berdirinya Republik Rakyat China (RRC) pada 1949.
“Partai Komunis China memandangnya sebagai praktik buruk kapitalis yang tidak memiliki nilai sosial dan berpotensi melemahkan tenaga kerja,” kata dia kepada BBC.
Namun, menurut Sullivan, China sudah berkembang menjadi pasar ekonomi sosialis dengan karakteristik China”. Sehingga, beberapa lubang mulai muncul, salah satunya dengan pembangunan kasino di daerah Makau (yang kini dikenal sebagai Las Vegas versi Asia) dan lotre negara.
“Taruhan pertandingan olahraga tetap tergolong ilegal di RRC, itulah mengapa banyak perusahaan taruhan asing mulai menargetkan calon penjudi dari China yang bermunculan. Karena permintaannya besar,” tambah Sullivan.
“Taruhan olahraga untuk Liga Premier Inggris sudah menjadi sangat populer.”
Gabungan penonton Liga Premier secara global diperkirakan dapat mencapai miliaran, dengan China sebagai negara dengan jumlah penonton terbanyak.
Sullivan menyatakan pertandingan biasanya disiarkan secara gratis oleh stasiun TV di China, dengan banyak peliputan dan peminat.
Tentunya, jutaan penonton melihat logo-logo sponsor pada kaus pemain. Beberapa pun di antara mereka memiliki tulisan bahasa China yang tertera, serta kumpulan iklan dengan logo perusahaan judi.
“Anda tidak bisa pergi ke toko taruhan dan menaruh sejumlah uang untuk taruhan pertandingan karena itu ilegal, sehingga Anda perlu sebuah penyedia jasa daring untuk memfasilitasi taruhanmu,” kata dia.
Sumber gambar, Getty Images
“Meskipun itu sebenarnya ilegal dan sangat disensor, warga China bisa mengakses situs-situs itu menggunakan virtual private network (VPN).
“Perusahaan-perusahaan ini tidak bisa berbasis di China, sehingga beberapa basisnya di negara lain seperti Filipina.
Mereka perlu menembus pasar agar dapat menjangkau calon konsumen dari China dan mengiklankan perjudian itu ilegal maka mereka perlu mencari cara alternatif dan cara apa yang lebih baik daripada mengiklankan kaus yang dikenakan tim saat mereka bermain?"
Aston Villa mengumumkan pada Januari bahwa mereka telah menyetujui kesepakatan dengan perusahaan judi online dari Malaysia, yakni BK8, sebagai sponsor baru yang akan muncul pada kaus mereka untuk musim 23/24.
Kesepakatan ini menuai reaksi negatif dari para penggemar.
Perusahaan itu sebelumnya telah menandatangani kesepakatan sponsorship dengan Norwich City pada tahun 2021, namun perjanjian itu segera dibatalkan setelah iklan online berisi konten eksplisit seksual BK8 muncul.
Namun, Grup Konsultasi Penggemar Aston Villa bertemu dengan jajaran dewan pengurus tetapi mengumumkan kesepakatan sponsor akan dilanjutkan karena klub membutuhkan uang.
Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan: "Realitas komersialnya, bahwa untuk tim di luar enam besar, sponsor tersebut menawarkan klub dua kali lebih banyak daripada perusahaan non-judi."
Artikel ini memuat konten yang disediakan Twitter. Kami meminta izin Anda sebelum ada yang dimunculkan mengingat situs itu mungkin menggunakan cookies dan teknologi lain. Anda dapat membaca Twitter kebijakan cookie dan kebijakan privasi sebelum menerima. Untuk melihat konten ini, pilihlah 'terima dan lanjutkan'.
Saat ini, tak ada satu pun dari tim sepak bola Liga Premier ‘Enam Besar’ – yakni Arsenal, Chelsea, Manchester City, Manchester United, Liverpool atau Tottenham Hotspur – memiliki logo perusahaan taruhan pada kaus tim mereka.
Walau begitu, mereka semua memiliki mitra taruhan. Artinya, penonton dari Asia tetap bisa melihat iklan yang disponsori perusahaan perjudian pada papan-papan stadion.
Perusahaan data konsumen Statista memperkirakan selama musim 19/20, dana dari sponsor kaus pada Liga Premier berjumlah hampir £350 juta (Rp6,53 miliar)
Zarb-Cousin mengatakan pandangan bahwa perusahaan perjudian bagaikan sapi perah yang menguntungkan adalah "cara yang sangat picik untuk melihat semua ini".
"Liga Premier digunakan untuk memfasilitasi perjudian ilegal di negara di mana perjudian itu ilegal - itu masalah merek globalnya," katanya.
”Itu juga berdampak pada anak-anak di sini, karena mereka melihat kata ‘taruhan’ pada bagian depan kaus. Apakah situs-situs itu bisa diakses oleh pelanggan Inggris tidak penting.
”Mereka masih bisa membangun koneksi pada benak anak muda bahwa sepak bola dikaitkan dengan taruhan."
Perusahaan perjudian disarankan untuk menyumbang 0,1% dari penghasilan mereka di Inggris setelah membayar kemenangan pada lembaga Sadar Perjudian (Gamble Aware).
Sadar Perjudian sebuah badan amal yang memberikan dukungan kecanduan kepada penjudi bermasalah dan sumber daya ke Pelayanan Kesehatan Nasional di Inggris yakni NHS.
Tingkat masalah perjudian, seperti yang dikaji oleh Komisi Perjudian, tetap stabil pada 0,3% penjudi, tetapi partisipasi baik daring maupun luring terus meningkat setiap tahun.
Sadar Perjudian menerbitkan daftar donasi setiap tahun pada situs mereka dan data terbaru sudah tercatat dari April 2021 sampai Maret 2022.
Sumber gambar, Getty Images
TGP Europe, yang mengoperasikan situs-situs judi online sperti 12Bet, 8XBet, BK8, Fun88, SBOT0P, Stake dan Sportsbetio.uk dilaporkan telah menyumbang dana sebesar £2,000 (Rp37,4 juta).
Jika dibandingkan, Betway, perusahaan yang mensponsori West Ham menyumbang £60.200 (Rp1,13 miliar) dan Unibet, sponsor dari tim Championship Middlesbrough FC, membayar £92.000 (Rp1,72 miliar).
Perusahaan induk dari Bet365, yang mensponsori kaus dan stadion tim juara Stoke City, menyumbangkan £2,69 juta dalam kurun waktu yang sama.
Zarb-Cousin mengatakan angka donasi dari TGP Europe “mengecewakan”. Sebab, artinya uang yan mereka kumpulkan tidak banyak yang diinvestasikan untuk upaya membantu pecandu judi di Inggris.
BBC telah menghubungi TGP Europe untuk meminta komentar mengenai jumlah donasi mereka, tapi mereka menolak untuk memberi tanggapan.
Seorang juru bicara untuk Liga Premier mengatakan kepada BBC: "Mitra perjudian klub Liga Premier diatur dan dilisensikan oleh Komisi Perjudian dan diwajibkan untuk mematuhi aturan Otoritas Standar Periklanan."
Tren sponsor perusahaan judi di klub sepak bola Inggris sejatinya bukan fenomena baru. Sebab, perusahaan judi, baik luring maupun daring memang sudah banyak mensponsori klub sepak bola Inggris sejak lama. Contohnya saja pada 2018. Kala itu, tercatat, sebanyak hampir 60 persen klub sepak bola di dua liga top Inggris disponsori perusahaan judi. Dari persentase tersebut, sebanyak 9 klub berasal English Premier League dan 17 klub berasal dari EFL Championship.
Di Premier League 2023/2024, ada juga beberapa klub yang disponsori perusahaan judi. Tercatat, sebanyak 8 dari 20 klub kasta tertinggi Liga Inggris musim ini telah meneken kontrak sponsor dengan perusahaan judi untuk beberapa tahun. Delapan klub tersebut terdiri dari Aston Villa, Everton, Bournemouth, Fulham, Nottingham Forest, West Ham United, Brentford, dan Burnley.
Apakah Sepenuhnya Dilarang?
Jawaban singkatnya, tidak. Rumah judi online hanya dilarang mejeng sebagai sponsor utama di bagian depan jersey. Klub-klub EPL masih boleh menampilkan logo rumah judi online di bagian lengan kaos maupun di iklan LED di sekitar stadion.
Meski demikian, revisi aturan terkait rumah judi online ini masih mungkin terjadi di masa mendatang. Pengetatan atau bahkan pelonggaran sangat mungkin terjadi sembari pemerintah di Inggris akan terus meninjau undang-undang perjudian.
KOMPAS.com - Premier League, otoritas dari Liga Inggris, mengumumkan bahwa mereka akan melarang sponsor judi dari tampil di bagian depan jersey klub mulai akhir musim 2025-2026.
Hal ini disampaikan oleh Premier League melalui situs resmi mereka pada Kamis (13/4/2023).
"Klub-klub Liga Utama Inggris hari ini secara kolektif setuju untuk menarik sponsor perjudian dari bagian depan jersey klub," tulis Premier League dalam laman situs resminya.
"Hal ini menjadikan Liga Inggris sebagai liga olahraga pertama di Inggris yang mengambil tindakan tersebut secara sukarela untuk mengurangi iklan-iklan perjudian," sambungnya.
Baca juga: Jadwal Laga Sisa Arsenal dan Man City di Liga Inggris: Nasib di Tangan Citizens
Kebijakan tersebut diambil setelah otoritas dari Liga Inggris menjalani konsultasi secara menyeluruh dengan pihak klub dan Pemerintah Inggris.
"Keputusan tersebut mengikuti konsultasi ekstensif yang melibatkan Liga Inggris, klub-klub peserta dan Departemen Kebudayaan, Media dan Olahraga sebagai bagian dari tinjauan berkelanjutan Pemerintah atas undang-undang perjudian saat ini," lanjutnya.
"Liga Inggris juga bekerja dengan olahraga lain dalam pengembangan dari kode baru untuk sponsor perjudian yang bertanggung jawab,"
Dengan keputusan ini, maka klub-klub Liga Inggris yang masih memiliki sponsor judi di bagian depan perlu untuk menata ulang dan mempersiapkan alternatif baru.
Baca juga: Title Race Liga Inggris: Man City Hadapi Pekan Krusial, Guardiola Santai
Dilansir dari Mirror, sebanyak 18 dari 20 klub Liga Inggris setuju akan gerakan yang diinisiasi oleh pihak liga, dengan sisanya memutuskan untuk abstain.
Klub-klub Liga Inggris di musim ini yang masih menggunakan sponsor judi dalam tampilan jerseynya terdiri atas Bournemouth, Brentford, Everton, Fulham, Leeds United, Newcastle United, Southampton dan West Ham United.
Khusus Newcastle United dan Fulham, kerja sama mereka dengan pihak sponsor perjudian rencananya akan selesai pada akhir musim ini.
Menurut Mirror, sponsor perjudian di lengan jersey masih diperbolehkan oleh pihak liga begitu pula iklan di papan reklame video.
Baca juga: 2 Gol Lagi, Haaland Jadi Raja Liga Champions bagi Klub Liga Inggris
Rencananya, kebijakan ini akan berlaku mulai pada akhir musim 2025-2026 untuk membantu klub-klub melakukan transisi dalam memindahkan sponsor judi dari bagian depan jersey.
"Untuk membantu klub dalam melakukan transisi dari sponsor perjudian di depan jersey, kesepakatan bersama akan dimulai pada akhir musim 2023-2026," tutup Premier League.
Adapun hanya tim-tim dari kasta tertinggi Liga Inggris, Premier League, saja yang terkena larangan untuk menggunakan tampilan sponsor perjudian di depan jersey tersebut.
Tim-tim dari EFL (Divisi Championship, League One, dan League Two) tidak akan terimbas dari kebijakan ini karena kekhawatiran akan kondisi finansial yang akan menyulitkan tim.
Baca juga: Hasil Conference League: Fiorentina Pesta, Wakil Liga Inggris Tertahan
Presiden Brighton dan Hove Albion, Tony Bloom, mendukung kebijakan larangan perusahaan judi untuk mensponsori tim melalui tampilan depan jersey.
"Dari sudut pandang saya secara pribadi, sangat penting untuk mewaspadai anak-anak melihat iklan perjudian atau taruhan di depan jersey karena mereka biasanya akan membeli jersey tersebut untuk digunakan," ujar Bloom dilansir dari Mirror.
Laporan dari Mirror menyebutkan bahwa klub yang menggunakan sponsor judi dapat mengantisipasi penurunan pendapatan hingga 10 juta poundsterling per musim.
Dirinya paham bahwa klub-klub di Inggris memutuskan untuk menggunakan sponsor perjudian karena faktor finansial, khususnya yang bermain di liga menengah kebawah.
"Saya tidak berpikir memiliki sponsor judi di kaos itu bagus, tetapi saya paham bahwa untuk beberapa klub, khususnya di liga dengan pendapatan yang jauh lebih sedikit, perusahaan judi membayar yang terbaik sehingga keputusan sulit untuk menolaknya," tutupnya.
Ketika perusahaan judi mendominasi sponsor klub Liga Premier Inggris
Sumber gambar, Getty Images
Sepak bola dan perjudian memiliki hubungan yang sangat erat, sampai-sampai publik sulit membayangkan suasana pertandingan sepak bola tanpa taruhan.
Fenomena ini tersebar di berbagai aspek pertandingan, mulai dari sponsor yang tertera pada kostum pemain, iklan-iklan, hingga tim sepak bola yang bermitra dengan perusahaan judi di stadion.
Para pegiat berharap adanya perubahan kebijakan sehingga rantai antara sepak bola dan perjudian akhirnya akan putus. Namun, hal itu sepertinya tidak akan terjadi.
Bahkan, kemungkinan besar Liga Premier hanya akan sepakat untuk melarang pemasangan logo perusahaan judi pada kostum tim sepak bola, tetapi jenis-jenis iklan lainnya masih diperbolehkan.
Dalam musim 2022-2023 ini, semakin banyak kaus tim sepak bola Liga Premier disponsori oleh perusahaan judi dibandingkan dengan jenis perusahaan lainnya. Perbandingannya sebesar 8:20.
Karena ajang pertandingan sepak bola telah berkembang menjadi komoditas ekspor olahraga terbesar Inggris, perusahaan-perusahaan menyadari kekuatan periklanan global yang dimilikinya.
Oleh karena itu, perusahaan perjudian memanfaatkan kesempatan menjadi sponsor Liga Premier untuk membuka akses masuk mereka ke pasar Asia, khususnya China. Meskipun sebenarnya perjudian tergolong ilegal di negara tersebut.
Mungkin Anda mengenali sejumlah perusahaan judi sebagai sponsor klub sepak bola Liga Premier Inggris, beberapa di antaranya Dafabet untuk Bournemouth, Stake.com untuk Everton, atau W88 untuk Fulham.
Tetapi ada lebih banyak lagi, seperti SBOTOP untuk Leeds United, Fun88 untuk Newcastle United dan Sportsbet.io untuk Southampton. Serangkaian sponsor tersebut merupakan perusahaan-perusahaan judi yang terlibat dalam Liga Premier.
Namun, kabarnya tidak banyak orang Inggris yang benar-benar menggunakan jasa mereka untuk taruhan pertandingan. Sebab, pasar mereka tidak menjangkau para penonton Inggris yang ingin ikut taruhan.
Jika Anda mengunjungi situs mereka, Anda akan menyadari tampilan mereka mirip dengan satu sama lain. Hal ini karena mereka semua, kecuali Dafabet, dikendalikan oleh satu perusahaan, yakni TGP Europe.
TGP Europe adalah pemilik lisensi dan menyewa hak pengoperasian perusahaan-perusahaan perjudian tersebut. Hal ini dikenal sebagai perjanjian ‘merek putih’ (white label agreement).
Matt Zarb-Cousin, seorang mantan pecandu judi yang kini memimpin kelompok kampanye Bersihkan Perjudian (Clean Up Gambling) menuntut transparansi yang lebih besar dari industri tersebut.
“Anda harus mengantongi lisensi untuk beriklan dalam pasar Inggris dan ini merupakan sebuah cara untuk menghindari itu,” kata dia kepada BBC.
“Anda bisa mengambil lisensi yang jenisnya berbeda, sehingga perusahaan-perusahaan ini hanya perlu membayar biaya sewa yang memberikan mereka kesempatan untuk memasarkan diri di Inggris dan juga mengakses pasar global lewat Liga Premier.”
Zarb-Cousin mengatakan karena mereka tidak perlu mendaftarkan diri untuk lisensi penuh, mereka bisa memboncengi lisensi milik operator. Sehingga mereka juga tidak perlu memenuhi kriteria penuh yang biasa diwajibkan oleh Komisi Perjudian bagi perusahaan-perusahaan yang ingin memiliki lisensi.
“Dan ini artinya mereka bisa mengakses pasar Asia, di mana judi online dan iklan perjudian itu ilegal. Orang-orang kemudian mengenal merek-merek tersebut dan akan mencarinya setelah menonton TV," tambahnya.
Seorang juru bicara Komisi Perjudian menyatakan kepada BBC: “Perjanjian merek putih, dan periklanan ajang olahraga, sedang dipertimbangkan sebagai bagian dari Kajian Pemerintah atas Peraturan Perjudian 2005.
“Kami menyatakan dengan sangat jelas bahwa tanggung jawab untuk kooperasi berada di tangan pemegang lisensi dan tidak bisa diberikan ke pihak mana pun.
“Kegagalan untuk mempertahankan kendali atas pihak-pihak ketiga dapat menimbulkan Tindakan, termasuk penangguhan atau pencabutan izin operasi.”
Kapan Rumah Judi Online Dilarang di EPL?
Setelah musim 2025/26 berakhir, perusahaan judi online dilarang menjadi sponsor utama klub-klub EPL. Itu artinya, kita tidak akan lihat lagi melihat logo rumah judi online terpampang di depan jersey klub EPL mulai musim 2026/27.
BBC dan ESPN melaporkan, rumah judi online mampu memasok sekitar £60 juta per tahun kepada delapan klub EPL di musim lalu. Itu artinya, tiap klub bisa mengantongi £5-10 juta dari rumah judi online. Angka tersebut relatif besar bagi klub-klub papan tengah ke bawah, sehingga pemerintah ingin melakukan pelarangan ini secara bertahap.
Mengapa Rumah Judi Online Mulai Diatur?
Pelarangan -- atau setidaknya pengetatan aturan -- rumah judi online untuk menjadi sponsor klub-klub EPL sebetulnya sudah diwacanakan oleh pemerintah di Inggris sejak 2020.
Pada akhirnya, telah terjadi kesepakatan antara pemerintah, Premier League, dan klub-klub EPL pada pertengahan tahun 2023 terkait visibilitas rumah judi online.
Alasan pelarangannya cukup simpel, yakni pemerintah ingin melindungi para penjudi yang rentan, seperti anak-anak. Mereka tidak ingin para generasi muda terpapar oleh judi online melalui sepakbola.
"Sebagian besar orang dewasa berjudi dengan aman, tetapi kita harus menyadari bahwa pesepakbola adalah panutan yang memiliki pengaruh besar terhadap generasi muda. Kami ingin bekerja sama dengan institusi seperti EPL untuk melakukan hal yang benar untuk penggemar muda," kata Lucy Frazer selaku Menteri Kebudayaan, Media, dan Olahraga Britania Raya.
Berbagai sponsor perusahaan judi kerap tampil di bagian depan jersey klub Premier League
Aston Villa hingga Burnley juga tidak segan-segan memajang sponsor perusahaan judi di bagian depan jersey mereka. Sponsor perusahaan judi tersebut, antara lain: BK8 (Aston Villa), Dafabet (Bournemouth), Hollywoodbets (Brentford), W88 (Burnley), Stake (Everton), SBOTOP (Fulham), Betway (West Ham United), dan Kaiyun Sport (Nottingham Forest). Berbagai jenama perusahaan judi tersebut kerap menghiasi jersey di tiap pertandingan.
Pemerintah Inggris sejatinya telah berencana melarang klub-klub sepak bola untuk memajang sponsor perusahaan judi di jersey pada pertengahan 2021 lalu. Sebab, hal tersebut dikhawatirkan bisa memikat generasi muda untuk bermain judi, baik luring maupun daring. Apalagi, di Inggris, perjudian dan sepak bola sudah mendarah daging sejak 1960-an.
Sayangnya, aturan pelarangan tersebut belum diejawantahkan hingga saat ini. Itu terjadi lantaran ada banyak klub sepak bola Inggris yang melakukan penolakan lantaran sudah terikat kontrak sponsor dengan perusahaan judi. Akibat kontrak tersebut, perusahaan judi mewajibkan klub untuk memasang jenama perusahaan mereka di bagian depan jersey sebagai bentuk iklan.
Baca Juga: 3 Pemain Valencia 2023/2024 yang Pernah Main di Premier League