Mesin Pencuci Telur Asin

Mesin Pencuci Telur Asin

Hasil Pencarian Mesin Telur Rol Sosis

Maaf, barangnya tidak ketemu

Coba cek lagi kata pencarianmu.

Ada beberapa alasan mesin pencuci piring Anda tidak menyala. Lihat apakah salah satu solusi berikut ini akan mengatasi masalah.

Periksa kegagalan daya

Jika layar tidak menyala meskipun mesin pencuci piring dicolokkan, listrik mungkin padam. Periksa lampu dan peralatan listrik lainnya di rumah Anda untuk melihat apakah listrik padam. Jika peralatan lain berfungsi, sekring yang terhubung dengan alat Anda mungkin rusak. Dalam hal ini, mintalah bantuan teknisi listrik yang kompeten untuk melakukan perbaikan.

Periksa pemadaman air

Periksa apakah air mengalir melalui keran di rumah Anda. Pastikan keran persediaan air bersih mengalirkan air.

Pastikan pintu tertutup dengan benar

Jika mesin pencuci piring Anda mendeteksi bahwa pintunya terbuka, maka mesin tidak akan menyala. Pastikan pintu tertutup rapat dan Anda mendengar suara mengunci. Jika tidak, periksa pintu untuk melihat apakah pintu rusak atau pecah. Jika kait tidak berfungsi, hubungi agen servis resmi.

Pertimbangkan kerusakan teknis

Jika masalah berlanjut, mesin pencuci piring Anda mungkin memiliki masalah teknis. Jika Anda menduga hal ini terjadi, hubungi agen servis resmi.

Dapatkan Harga Diskon Hanya di Toko Mesin Maksindo Dismiss

Dapatkan Harga Diskon Hanya di Toko Mesin Maksindo Dismiss

Membuat Mesin Tetas Telur Sederhana

Jual Beli Mesin Mesin Penetas Telur Ayam. Tersedia Produk aman dan mudah, jaminan uang kembali 100% di Bukalapak.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Mesin penetas telur adalah sebuah alat yang membantu proses penetasan telur. Cara kerja mesin atau alat ini melelaui proses pengeraman tanpa induk dengan menggunakan sebuah lampu pijar berdaya 5 watt. Mesin ini dilengkapi dengan sistem rak berputar yang berfungsi untuk meratakan proses pemanasan telur agar bisa menetas secara maksimal.

Umumnya mesin ini hanya dapat digunakan untuk menetaskan telur unggas seperti telur ayam, bebek, puyuh, mentok. Dilengkapi dengan alat pengatur suhu yang disebut dengan termostat.

MOJOK.CO – Sekolah hampir 20 tahun tidak cukup membantu saya untuk bisa langsung memutuskan apa warna telur asin.

Menurut Anda, apa warna telur asin? Biru atau hijau?

Saya termasuk yang menganggap telur asin berwarna biru. Gara-gara ini, suatu pagi saya hampir bertengkar dengan pacar yang menyebut telur asin berwarna hijau.

“Nggak usah pakai hem cokelat, pakai kemeja biru aja,” kata saya, mencoba memberi masukan.

“Itu warna hijau ya! Hijau telur asin!”

“Sayaaang, telur asin itu warnanya kayak biru, kayak laut!”

“Hgeghexbce464784384398xhjhche!!!”

“Kxjhxgjhyewhchjyegh6363!!!”

Obrolan yang sudah mulai memakai banyak tanda seru memang tidak baik. Untungnya, pertengkaran yang hampir meledak bisa segera disudahi ketika kami berkaca bahwa kami sama-sama dewasa, punya smartphone, dan bisa menggunakan teknologi abad ke-21 bernama Google.

Hasilnya, di luar ekspektasi saya, ternyata membawa saya pada pencerahan filosofis.

Telur asin disepakati berwarna turquoise. Sebagai warna, turquoise didefinisikan kamus sebagai warna “biru kehijauan”. Nama warna ini sebenarnya diambil dari nama batu turquoise yang punya warna telur asin. Selain digunakan untuk menyebut warna dan batu, yang biasa disebut turquoise adalah warna laut Karibia. Atau kalau Anda tidak tahu warna laut Karibia, ingat aja deh warna laut Maladewa.

Nah, kan, apa saya bilang! Warna telur asin itu warna laut!

Tapi, penelusuran lebih lanjut meruntuhkan keyakinan bahwa saya sudah menang. Nyatanya, warna relatif bagi mata masing-masing orang. Kesan atas warna itu jauh lebih kompleks daripada yang kita kira.

Sebenarnya, apa yang kita tangkap sebagai warna adalah cahaya yang diterima mata dan kemudian direspons oleh syaraf yang meneruskannya ke otak. Otaklah yang menentukan cahaya yang kita terima tersebut sebagai warna apa.

Untuk menerjemahkan cahaya sebagai warna, kemampuan tersebut dipengaruhi oleh aspek biologis, usia, dan juga… budaya.

Mungkin sobat Mojok pernah menemukan ketika membaca naskah-naskah dari budaya yang berbeda, katakanlah puisi terjemahan dari negeri-negeri lain. Kadang, kita bisa menemukan langit disebut berwarna ungu, merah, biru, dan seterusnya.

Atau jangan jauh-jauh, coba simak lagu “Angin Pujaan Hujan” dari Payung Teduh (ini lagu yang dibuat jauh sebelum Indonesia dijajah rezim “Akad”). Ada satu larik yang berbunyi,

Di langit yang merah, ranum seperti anggur

Langit berwarna merah anggur itu bukan bikin-bikinan supaya puitis. Bisa jadi si pencipta lagu memang menangkap warna langit malam sebagai warna anggur. Romantis iya, tapi juga bukan fiksi.

Sebenarnya masih ada banyak warna lain yang ada di dunia, tetapi tidak semua mampu kita proses. Manusia memang tempat segala kekurangan. Selain itu, aspek budaya juga memengaruhi bagaimana kita menyebut warna.

Seperti yang sahabat Mojok simak di atas, memang kalau merujuk ke sumber berbahasa Inggris, ada kesepakatan bahwa telur asin berwarna turquoise yang didefinisikan sebagai biru kehijauan. Tapi, tampaknya bagi orang Indonesia, turquoise itu lebih dianggap hijau.

Buktinya? Turquoise sering disebut di bahasa Indonesia sebagai warna toska. Bukankah kita sering menyandingkan kata toska dengan kata hijau?

Lalu, coba Anda googling dua kata kunci. Pertama, hijau telur asin. Kedua, biru telur asin. Hasilnya? Jeng jeng jeng (terpengaruh Mbak Aprilia effect) lebih banyak ditemukan hasil penelusuran untuk hijau telur asin.

Alhasil, soal telur asin hijau atau biru tidak bisa kita perdebatkan karena sebagai konsensus pun, ia terbatas pada sekat-sekat budaya. Kayak kita yang nggak bisa memprotes orang Madura yang menyebut hijau sebagai…

Saya menemukan artikel menarik di Kompasiana bahwa gara-gara biru daun orang Madura ini, muncul pertanyaan lucu-lucu. Kayak, berarti di Madura lampu lalu lintasnya nggak ada hijau dong? Lalu, bubur kacang hijau disebut apa? Lalu, apakah program penghijauan di Madura berhasil? Hehehe.

Hikmah yang bisa ditarik dari perkara warna ini adalah jangan ngotot. Sebagaimana telur asin benar berwarna biru, nggak salah juga orang yang nyebut telur asin hijau. Kita ambil jalan tengahnya aja, setidaknya kita sama-sama sepakat kemeja tadi berwarna telur asin. Kalau ada teman yag buta warna bilang itu berwarna merah, yawda c hargai aja hehe.

Dari kasus warna telur asin pula kita bisa ingat, telinga yang sama-sama berfungsi pun bisa menerjemahkan suara hewan dalam kata yang berbeda-beda. Toh, kita berbicara dengan bahasa yang berbeda untuk mendefinisikan hal yang sama. Ye kan? *Menahan dorongan yang kuat untuk nyangkutin ke agama*

Dengan wajah berseri-seri, saya melaporkan hasil penelusuran saya kepada mas pacar. Dia juga tersenyum, bahagia menyaksikan bahwa hubungan kami tidak semudah itu untuk dipecah belah oleh telur asin. Sebagai tanda perdamaian, dia mengajak saya makan sup.

“Aku mau makan sup ekor!” usul saya, bersemangat.

“Primaaa! Itu namanya sup buntut!!!”

Tapi, tapi… apa bedanya?

Terakhir diperbarui pada 30 April 2018 oleh Prima Sulistya